TEPAT pukul 00.00 malam nanti, tahun 2009 akan meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Ia tak akan pernah kembali lagi, meski kita merindukannya. Ia akan menjadi kenangan dan penggalan sejarah, dalam lakon kehidupan kita yang panjang. Dan, pada saat yang sama, tahun baru 2010 datang menjelang, dengan membawa sejuta harapan, peluang dan tantangan baru. Seperti lazim terlihat, malam pergantian tahun (Old and New Year), kerap dirayakan dan diperingati oleh hampir seluruh penduduk dari berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Prosesi perayaan dan peringatannya, juga bermacam-macam, mulai hanya sekadar menjadikannya sebagai momentum renungan, dengan berzikir dan berdoa, sampai pestapora dan hura-hura.
Perayaan atau peringatan tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu bangsa merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Bangsa yang menjadikan kalender tahunan sebagai pedoman hitungan hari, termasuk Indonesia, selalu memperingati dan merayakan tahun baru dalam konteks budayanya masing-masing. Tahun Baru pertama kali dirayakan pada 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Lanjutkan membaca ‘Bienvenido al año 2010’
Últimos Comentarios